Thursday, November 29, 2012

Indahya Sunset Di Kampung Jackie Chan, Aceh Besar

Indahya Sunset Di Kampung Jackie Chan, Aceh Besar

Senja di Kampung Jacky Chan (Foto twitter @NajiebSolasido)
FokusAceh ~ Jaraknya tidak jauh dari pusat Kota Banda Aceh, sekitar 17 kilometer arah ke Krueng Raya kita akan menemukan sebuah Kampung persahabatan Indonesia-Tiongkok yang lebih terkenal dengan Kampung Jacky Chan, tepatnya di perbukitan Desa Neuheuen, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar.

Saat menuju ke kampung ini dari arah Banda Aceh, pemandangan laut juga akan menemani perjalanan kita saat melewati rumah-rumah warga sekitar. Dari atas bukit sanalah Kampung Jackie Chan sudah terlihat dengan atap-atap rumah berwana merah bata bercampur dengan warna dinding kuning.

Lalu apa yang membuat daerah ini dikenal dengan Kampung Jackie Chan? Padahal disaat kita memasuki pintu gerbang kampung ini tertulis dengan besar Kampung “Persahabatan Indonesia-Tiongkok” lengkap dengan aksara China. Ceritanya pembangunan kampung ini pascatsunami 2004 lalu, disponsori oleh China Charity Federation dan Red Cross Society of China. Dan konon, bintang film laga Jackie Chan adalah satu orang yang ikut serta dalam menggalang dana untuk rumah bantuan bagi korban tsunami ini.
http://fokusaceh.blogspot.com/2012/11/sindahya-sunset-di-kampung-jacky-chan.html
Pembangunan kampung “China Town” yang diresmikan 19 Juli 2007 silam dilakukan langsung oleh kontraktor asal Tiongkok, yakni Synohydro Coorporation China. Pekerjaan yang menelan biasa senilai USD 7 juta merupakan salah satu proyek hibah terbesar dari Tiongkok untuk daerah yang sama-sama dilanda tsunami.

Tidak ketinggalan nuansa negeri Tiongkok juga terlihat begitu kental saat memasuki gerbang Kampung Jackie Chan yang sebenarnya mirip kompleks bungalo, atau vila itu.

Namun, ada pemandangan yang menarik lainnya jika kita berkunjung sore hari ke Kampung Jackie Chan yang memiliki luas 22,4 hektare ini, apalagi kalau bukan untuk menyaksikan sunset. Karena berada di atas bukit, hamparan laut cukup memanjakan mata begitu pula saat matahari terbenam akan terlihat sangat indah sekali.[]

sumber: http://seputaraceh.com/read/12430/2012/10/21/nikmati-sunset-di-kampung-jackie-chan
Sabang, Kawasan Pariwisata Yang Menakjubkan

Sabang, Kawasan Pariwisata Yang Menakjubkan

sabang ocean http://fokusaceh.blogspot.com/2012/11/sabang-kawasan-pariwisata-yang.html
Fokus AcehKetika wisatawan Amerika, Mollie Hightower dan suaminya Brian Hubler datang ke Pulau Weh untuk menyelam dan ber-snorkeling , dia agak khawatir memakai bikini di wilayah di mana perempuan Muslim diwajibkan memakai jilbab dan pakaian panjang, setiap waktu.

Ia mengatakan, “Sebelum saya memakai pakaian renang, saya bertanya dan memastikan bahwa dibolehkan mondar mandir dengan bikini di pantai ini dan mereka mengatakan boleh saja di daerah resor (hotel).”

Hubler mengatakan rasanya aneh melihat perempuan berjilbab dan berpakaian yang menutup seluruh tubuh berada di pantai dengan iklim tropis seperti ini.

“Yang paling menyolok-dan ini mungkin diluar jangkauan hukum Syariah, tapi di negara Islam secara umum, banyaknya pakaian yang harus dipakai perempuan dalam cuaca yang sangat panas dan lembab rasanya mengherankan, ” ujar Hubler.

Parawisata di Sabang yang juga dikenal sebagai Pulau Weh terus tumbuh sejak perjanjian damai ditandatangani pemerintah Indonesia dan pemberontak lokal-yang mengakhiri konflik 30 tahun di Propinsi Aceh.

Pulau ini hanya bisa dijangkau dengan feri. Tetapi lokasinya yang jauh maupun pelaksanaan hukum Syariah di Aceh tidak mengurungkan kedatangan wisatawan.

Salah seorang pemimpin industri parawisata Sabang adalah pemilik hotel Freddie Rousseau. Mantan staf PBB itu pertama kali datang ke Aceh sebagai bagian upaya kemanusiaan menyusul tsunami tahun 2004.

Dalam setahun terakhir, hotelnya, Santai Sumur Tiga, beroperasi dengan tingkat hunian 80 persen dan sejumlah hotel baru lainnya sedang dibangun.

Rousseau mengatakan hotel-hotel tersebut telah membantu perekonomian lokal lewat pembelian makanan dan bahan-bahan dan menciptakan lapangan kerja. Pejabat-pejabat lokal menyuarakan dukungan kuat bagi parawisata sebagai bagian penting pembangunan pulau tersebut. Dukungan ini termasuk membebaskan pengunjung Barat yang berada di hotel dari peraturan Syariah seperti larangan minum alkohol.

Rousseau mengatakan, “Meskipun menurut hukum Syariah minuman beralkohol dilarang, fakta bahwa saya hanya menjual minuman beralkohol kepada pengunjung internasional atau warga non Muslim membuat masyarakat juga menghargai aspek tersebut.”

Meskipun warga asing tidak terikat aturan berpakaian tersebut di Aceh secara umum, memakai pakaian renang yang minim dan pakaian terbuka lainnya tidak disukai di Aceh, satu-satunya propinsi di Indonesia yang memberlakukan hukum Syariah.

Rousseau mengatakan pembebasan aturan bagi parawisata tidak berlaku bagi hukum lainnya. Misalnya, ia memberi jaminan kepada pemerintah bahwa ia tidak akan mengijinkan pasangan yang tidak menikah tidur bersama.

Walikota Sabang, Munawar Liza Zainal mengatakan tidak ada konflik antara parawisata dan Islam sepanjang wisatawan menghargai budaya setempat yang berarti, berpakaian yang pantas saat mengunjungi perkampungan dan tidak mengadakan pesta yang bising.

Ia mengatakan minum dan berpesta yang bisa membuat masyarakat marah, tidaklah perlu. Tetapi kalau hanya untuk minum-minum biasa, menurutnya, orang Muslim tidak boleh melarang warga non Muslim melakukannya.

Zainal juga mengatakan penduduk Muslim lokal cukup berpendidikan dan memiliki moral yang kuat untuk melawan godaan-godaan.

Rousseau mengatakan menjaga agar Sabang menjadi tempat yang tenang, aman dan bersih sebagai alternatif dari Bali yang sangat padat sebagai tempat wisata utama Indonesia—adalah juga kepentingan industri parawisata.

“Kita tidak ingin Sabang menjadi Bali ke-2. Kita ingin agar tempat ini tetap bersih dimana orang bisa datang dan tinggal tanpa gangguan. Tanpa kemacetan tanpa polusi, ” ujar Rousseau.

Rousseau mengatakan parawisata internasional bisa terus tumbuh di Sabang meskipun ada hukum Syariah-asalkan tetap di wilayah pribadi dan budaya lokal tetap utuh. (voaindonesia.com)

dari : http://seputaraceh.com/read/13342/2012/11/17/sabang-surga-pariwisata-yang-masih-terpendam

Wednesday, November 28, 2012

Kesultanan Perlak

Kesultanan Perlak

1. Sejarah
Analisis dan pemikiran tentang bagaimana sejarah masuknya Islam di Indonesia dipahami melalui sejumlah teori. Aji Setiawan, misalnya melihat bahwa datangnya Islam ke nusantara bisa ditelisik melalui tiga teori, yaitu teori Gujarat, teori Arab, dan teori Persia. Teori Gujarat memandang bahwa asal muasal datangnya Islam di Indonesia adalah melalui jalur perdagangan Gujarat India pada abad 13-14. Teori ini biasanya banyak digunakan oleh ahli-ahli dari Belanda. Salah seorang penganutnya, W.F. Stuterheim menyatakan bahwa Islam mulai masuk ke nusantara pada abad ke-13 yang didasarkan pada bukti batu nisan sultan pertama dari Kerajaan Samudera Pasai, yakni Malik Al-Saleh pada tahun 1297. Menurut teori ini, masuknya Islam ke nusantara melalui jalur perdagangan Indonesia-Cambay (India)-Timur Tengah–Eropa.
Kesultanan Benua Tamiang

Kesultanan Benua Tamiang

1. Sejarah
Kesultanan Benua Tamiang merupakan kerajaan Islam tertua di Aceh, Indonesia, setelah Kesultanan Perlak. Belum ditemukan data dan sumber yang pasti tentang kapan masuknya Islam, proses perkembangannya, hingga mulai terbentuk Kesultanan Benua Tamiang yang telah dipengaruhi oleh sistem politik yang berasaskan Islam. Berikut ini akan dijelaskan terlebih dahulu masa awal pembentukan Negeri Tamiang sebagai cikal bakal berdirinya Kesultanan Benua Tamiang.  
Kesultanan Lamuri

Kesultanan Lamuri

1. Sejarah

Data tentang sejarah berdirinya Kesultanan Lamuri masih simpang siur. Data yang pernah dikemukakan sejumlah orang tentang kesultanan ini masih bersifat spekulatif dan tentatif. Tulisan ini masih sangat sederhana dan bersifat sementara karena keterbatasan data yang diperoleh.
Secara umum, data tentang kesultanan ini didasarkan pada berita-berita dari luar, seperti yang dikemukakan oleh pedagang-pedagang dan pelaut-pelaut asing (Arab, India, dan Cina) sebelum tahun 1500 M. Di samping itu, ada beberapa sumber lokal, seperti Hikayat Melayu dan Hikayat Atjeh, yang dapat dijadikan rujukan tentang keberadaan kesultanan ini.
Aceh Punya 800 Destinasi Wisata Yang Menarik

Aceh Punya 800 Destinasi Wisata Yang Menarik

FokusAceh ~ Pemerintah Provinsi Aceh meluncurkan program Visit Aceh 2013 untuk mendorong pertumbuhan industri pariwisata di wilayah itu. Gubernur Provinsi Aceh Zaini Abdullah mengatakan daerahnya memiliki sekitar 800 destinasi wisata untuk menarik minat wisatawan berkunjung.

“Kami menyiapkan banyak pilihan wisata, seperti alam, bahari, religi, dan budaya. Kami juga mengembangkan wisata peninggalan tsunami sebagai daya tarik,” katanya di Jakarta, Senin malam (12/11).

Pemerintah, lanjutnya, berupaya membangun infrastruktur dan sarana pariwisata sebagai nilai tambah. Zaini mengatakan pihaknya juga sedang menyusun agenda pariwisata sepanjang 2013 untuk memudahkan wisatawan.

“Aceh tidak anti orang luar dan tidak suka kekerasan. Oleh karenanya, kami berkomitmen mengembangkan pariwisata,’tegas Gubernur. (bisnis.com)
Budaya dan Budaya dan Sistem Pendidikan Mempengaruhi Perkembangan Ajaran Sesat di Aceh- Sejarah dan Wisata Aceh- Sejarah dan Wisata Aceh- Sejarah dan Wisata Aceh

Budaya dan Budaya dan Sistem Pendidikan Mempengaruhi Perkembangan Ajaran Sesat di Aceh- Sejarah dan Wisata Aceh- Sejarah dan Wisata Aceh- Sejarah dan Wisata Aceh



Nanggroe Aceh - Sastra adalah suatu bentuk tulisan fiksi yang dirangkai sesuai jenisnya.
Sastra juga merupakan suatu budaya atau gambaran dari peradaban bangsa. Di
indonesia yang mempunyai berbagai macam suku bangsa tentu juga menghasilkan
berbagai macam model sastra yang berkembang dalam masyarakat. Misalnya Sastra
Aceh, yang pastinya berbahasa Aceh