Friday, May 20, 2016

PENYERANGAN KE RUMAH TEUKU OEMAR.

Datangnya tentara Belanda pada pagi-pagi buta ialah dari batas 6 Moekim dengan 9 Moekim, yang ada disebelah Timur. Dan seiring dengan penyerbuan di Timur itu, masuk menyerang pulalah tentara Belanda dari Utara, disertai oleh tembakan-tembakan meriam dari tempat pertahanan Belanda di Lamjamoe. Sekalian rentetan penyerbuan2 diseluruh daerah, tidaklah dilakukan berturut-turut, melainkan diseranglah dengan serentak: Kampung Adjocn, Lambassan, Pakan Bada,Tjot Tjako, dekat Lampisang. Maka bertahanlah Ajoen dan Lamhassan, sampai keduanya diratakan dengan tanah oleh api. Di Pakan Bada rumah tempat kediaman Oemar dengan rekan-rekannya, telah mendjadi abu pula.„Istana Djohan Pahlawan" di Lampisang didjadikan saringan oleh peluru-peluru tentara Belanda.Penghancuran dan pembasmian sekarang, lebih cepat pula berlakunya dari pada dahulu. 
Tanggal 23 dan 24 Mei 1896 timbullah pertempuran di Lampisang, tempat markas besar Oemar. Ajoen, Lamhassan, Pakan Bada, Lamtengah yang dipantai,telah djatuh semua. Bukit Tjot Tjako telah ada ditangan ,,kumpeuni".Meriam-meriam Djendral Van Heutsz sampai beberapa pucuk, dipasang dipuncaknya yang rata itu. Lampisang, yang tidak berkeputusan dihujani dengan granat-granat, telah ditinggalkan oleh penduduk dan pejuang-pejuang yang mempertahakannya.
Oemar beserta Nja Makam Lamgna telah memindahkan lasjkarnya kerimba rimba
yang ada dilereng Gunung Paran. Ada pula jang disuruh mencaari
tempat beerlindung dibelakang batu-batu karang yang banyak kedapatan ditempat itu. Maka mendesing dan mengguruhlah jalan segala peluru meriam dan
senapan, melintasi Ngalau Beradin, memecah dinding-dinding batu karang,sambil menggema diseluruh pegunungan.
Dengan panatik pejuang Atjeh mempertahankan tanah dan kedudukannya.Tapi meskipun demikian, segala perlawanan mereka tinggal menjadi sia-sia.Karena Oemar memang mempunjai senapan tjukup dengan pelurunya, tapi meriam-meriam atileri tak ada padanya.
546 likes
1d
atjehgalleryPENYERANGAN KE RUMAH TEUKU OEMAR.
Datangnya tentara Belanda pada pagi-pagi buta ialah dari batas 6 Moekim dengan 9 Moekim, yang ada disebelah Timur. Dan seiring dengan penyerbuan di Timur itu, masuk menyerang pulalah tentara Belanda dari Utara, disertai oleh tembakan-tembakan meriam dari tempat pertahanan Belanda di Lamjamoe. Sekalian rentetan penyerbuan2 diseluruh daerah, tidaklah dilakukan berturut-turut, melainkan diseranglah dengan serentak: Kampung Adjocn, Lambassan, Pakan Bada,Tjot Tjako, dekat Lampisang. Maka bertahanlah Ajoen dan Lamhassan, sampai keduanya diratakan dengan tanah oleh api. Di Pakan Bada rumah tempat kediaman Oemar dengan rekan-rekannya, telah mendjadi abu pula.„Istana Djohan Pahlawan" di Lampisang didjadikan saringan oleh peluru-peluru tentara Belanda.Penghancuran dan pembasmian sekarang, lebih cepat pula berlakunya dari pada dahulu.

Tanggal 23 dan 24 Mei 1896 timbullah pertempuran di Lampisang, tempat markas besar Oemar. Ajoen, Lamhassan, Pakan Bada, Lamtengah yang dipantai,telah djatuh semua. Bukit Tjot Tjako telah ada ditangan ,,kumpeuni".Meriam-meriam Djendral Van Heutsz sampai beberapa pucuk, dipasang dipuncaknya yang rata itu. Lampisang, yang tidak berkeputusan dihujani dengan granat-granat, telah ditinggalkan oleh penduduk dan pejuang-pejuang yang mempertahakannya.
Oemar beserta Nja Makam Lamgna telah memindahkan lasjkarnya kerimba rimba
yang ada dilereng Gunung Paran. Ada pula jang disuruh mencaari
tempat beerlindung dibelakang batu-batu karang yang banyak kedapatan ditempat itu. Maka mendesing dan mengguruhlah jalan segala peluru meriam dan
senapan, melintasi Ngalau Beradin, memecah dinding-dinding batu karang,sambil menggema diseluruh pegunungan.
Dengan panatik pejuang Atjeh mempertahankan tanah dan kedudukannya.Tapi meskipun demikian, segala perlawanan mereka tinggal menjadi sia-sia.Karena Oemar memang mempunjai senapan tjukup dengan pelurunya, tapi meriam-meriam atileri tak ada padanya.
atjehgalleryPart 2.

Maka pagi-pagi tanggal 24 Mei itu, turunlah tentara Belanda dari puncak bukit Tjot Tjako, lalu menunju ke Lampisang. Pukul 10.35 barisan infanteri angkatan perang Belanda masuklah kedalam lingkungan pagar Gedung Pemerintah di Lampisang, „islana Teuku Djohan Pahlawan" yang dibangunkan tepat menurut contoh Gedung Pemerintah Belanda jang ada di Kotaradja.
Dipuncak atap pondok pengawal, yang didirikan dipintu gerbang masuk halaman, adalah berkibar bendera perang tentara Atjeh.
Bendera itu segera diturunkan oleh orang Belanda, sambil memperdengarkan lagu kebangsaannja, jang membcri alamat bahwa kemenangan ada dipihakmereka.
Maka beruyun-duyunlah masuk kedalam halaman anggota angkatan perang Belanda: Barisan berkuda, barisan meriam, infanteri, barisan.tentara Hindia Belanda jang terdiri dari seribu orang Belanda, Djawa, Ambon,
Djerman, Austria, Swedia, Denmark , . . Bersama-sama mereka adalah menjertai pula kuda-kuda jang menarik meriam, pegawai-pegawai dapur, dan sebagainya.

macamlah machluk yang nampak dihalaman bekas istana Djohan
Pahlawan itu. Sekalian serdadu berdesak-desak memasuki rumah dan segala ruangan yang ada didalamnya, sampai kepada tempat peraduan, kamar-kamar gudang, dapur, kakus dan sebagainjya. Perampasan harta benda musuh yang
telah dikalahkan, memang tidak saja digalibkan, bahkan bagi serdadu adalah ia dipandang menjadi suatu hak yang ditetapkan didalam undang undang yang tidak tertulis. Sekalian barang-barang isi rumah ang tidak dibawa, dihancurkan nyalah ditempat itu.Mula-mula mereka heran dan tercengang-cengang melihat segala barang barang mewah, perkakas rumah yang mahal-mahal itu, beserta segala perhiasan yang belum pernah dilihat-lihat oleh mereka, apa lagi dimiliki seumur hidupnya.
atjehgalleryPart 3.

Mana yang mudah dibawa atau disembunyikan kedalam kantung, dimiliki.Tempat-tempat sirih, tikar-tikar bantal jang berukir emas,
rencong, sebuah Qur'an lama yang tidak ternilai-nilai harganya,
berpindah ketangan ,,orang jang menang". . Peti-peti dibongkar pula, dan dirampas segala yang ada didalamnya. Dan didalam merampok dan membinasakan itu, hiruk pikuklah sorak mereka menandakan suka citanya telah memuncak. 
Seorang serdadu datang menjinjing seekor ayam pada tangannya. Nampak pula kawannya yang lain, asjik menuntun-nuntun seekor kambing, Dan ada pula nampak jang mengedjar-ngedjar seekor bebek Manilla, yang belum ada maksud hendak tunduk menyerah.
Maka sekalian barang-barang rampasan yang dapat diangkat, dipindahkannya ke Tangsi Lamjamoe, yang ada digaris Linie. Pada hal tempat itu tidak mengalami peperangan lagi dua puluh tahun lamanya berturut-turut.Semendjak itu Oemar mempertahankan diri dlereng Gunung Paran. 
setelah bertempur dua hari lamanya, barulah tentara Belanda dapat menghalaunya keluar Ngalau Beradin.
Sekalian kampung-kampung disana, telah mendjadi lautan api. Asap tebal bergumpal-gumpal melalui lereng-lereng bukit jang berhampiran. Tak ada sesuatunya yang dibiarkan atau diperlindungi. yang menjadi tempat kediaman
atau milik orang Atjeh, dratakan seluruhnya dengan tanah.
atjehgalleryPart 4.
Tanggal 28 Mei 1896, kembalilah tentara Belanda ke Lampisang dari nya di Ngalau Beradin.

Tepat pukul 12 tengah hari, dimulailah membinasakan Gedung pemerintah,yang dahulu diuntukkan buat Teuku Djohan Pahlawan, guna rumah kediamannya.
Pada lantai-lantai betonnya dikuburkan dulu beberapa buah dinamit, lalu dipasang. Gemuruhlah suara sekalian alat peledak itu, dan terdengarlah sampai kemana-mana. Dan seketika juga beterbanganlah bahagian adifaa-bahagian bangunan itu keudara, lalu menebar keseluruh tempat. Sesudah itu sekalian
bahagian yang masih tegak, disiramlah dengan minyak tanah, lalu dibakar.Didalam sekedjap mata, yang tinggal pada istana itu hanyalah pagar besinya saja, melingkungi runtuhan-runtuhan yang telah menjadi abu.

Pukul 4 petang hari, barulah tentara Belanda kembali ketangsinya masing masing, sambil meningalkan kampung-kampung orang Atjeh, jang telah rata dengan tanah. Sekalian penduduk dari Ngalau Beradin, dari Lamruku, Sabon
dan . . . yang Iain-lain telah kehilangan tempat kediamannya.
Pada malamyja masih nampak cahaja-cahaja api diantero tempat, menandakan bahwa politik ,,bumi hangus" yang dijalankan oleh orang Belanda, belum sempurna dilaksanakannya . . .
Tapi empat belas hari sedudah itu,adifa kembalilah Oemar kekampung Lampisang yang telah dikosongkan oleh penduduknya. Dan 500 meter jauhnja dari sana,yaitu di Lamjamoe, anak-anak buahnya telah memperhebat perjuangan pula.

Tiga tahun lamanya Teuku Oemar dapat bertempur dengan jendral Van Heutsz.Oemar telah kehilangan segala-galanya, yang berhubung dengan keduniaan dan hidup mewah dijaman yang lampau. Tapiperdjuangannja sekarang telah
terbangun diatas dasar yang murni. jika ia dahulu bertempur dan pura-pura bertempur sambil menjalankan tipu muslihat, pengehianatan dan bermijak air, untuk mencari keuntungan bagi diriyja sendiri, dan untuk mencari kedudukan.sekarang dia bertempur dan berjuangan unruk Kemardekaan bangsa nya bangsa Aceh

(foto Vermeestering_van_de_woning_van_Toekoe_Oemar_te_Lampisang)

SHARE THIS

Author:

Facebook Comment

0 komentar: